Thursday 9 April 2015

SUCCESS & SACRIFICE: Tiada Sukses, Tanpa Pengorbanan

Editor : Kamiko



Sebuah teks yang dikutip sebagai motivasi  :

“Keinginan itu sumber penderitaan, jadi apapun keinginan kita sekecil apapun, itu butuh penderitaan”. ( Iwan Fals)

"Terkadang kau harus terluka untuk mengetahui, jatuh untuk bangkit, kalah untuk menang. Karena pelajaran terbesar dalam hidup dipelajari melalui rasa sakit". (Film Naruto)

Sebelumnya mari kita ambil beberapa statement peserta dari forum kelas diskusi Marketing for Succes di sebelah, sbb :

Miko - Pemilik Kandank Desain - Yogyakarta
Saya sudah menjalani bisnis ini bertahun - tahun dan tanpa ada suntikan modal dari pihak manapun, sehingga hari - hari yang saya lalui itu penuh dengan penderitaan dan rasa putus asa selalu menghampiri. Tapi saya yakin bahwa itu semua adalah ujian bagi saya untuk menjadi gigih, kokoh dan semangat dalam mencapai keberhasilan. Entah hari ini atau besok saya percaya kesuksesan itu di dapat melalui kerja keras dan penderitaan yang saya alami

Felix – Pemilik bisnis beberapa waralaba - Surabaya
Saya dari Nol dan sekarang sudah bisa sedikit ada perbaikan, ketika saya lagi down, saya selalu mengingat kejadian dulu, ketika saya lagi down juga, saya bisa melewatinya, untuk itu saya yakin ketika saya lagi down saat ini separah apapun saya pasti bisa lalui.

Iwan – GM Marketing Group Persh Property - Tangerang
Ada 2 hal yang selalu menginspirasi saya ketika jatuh, saya pernah berada di 1 perusahaan dengan pencapaian di Puncak paling tinggi, tapi diperusahaan yang sama saya pernah jg dijatuhkan di tempat paling bawah.
1. Saya selalu ingat dengan efek Trampolin, ketika kita menekan semakin dalam, maka semakin tinggi pula loncatan kita, jadi ketika kita berada di titik bawah, percayalah dengan hukum alam yang akan membawa kita ke puncak paling atas.
2. Positif thinking dengan apa yang terjadi, ngotot dan focus dengan tujuan kita

MARI KITA ULAS ...

Mengapa Tidak Semua Orang Mau BAYAR ONGKOS Suksesnya?
(1) Pain!
Sakit tau! Kebanyakan orang nggak bisa bertahan dalam penderitaan yang begitu lama.
(2) Uncertain
Ketidakyakinan, Belum tentu, kalau habis menderita itu pasti akan sukses. Kalau gagal gimana?
(3) Short term way of Think
Orang lebih fokus dengan Short term result, lebih menyari yang instant tanpa mau melewati PROSES, dan merasa itu lebih penting (dibaca saja lebih nyaman) daripada long term!
(4) Spoiled
Kecenderungan bermanja dan Keengganan untuk lebih memaksimalkan diri (dibaca takut bersusah dulu) Dari kecil Tidak terlatih ototnya untuk menderita!



Bagaimana kita tahu penderitaan atau pengorbanan kita bukan PENDERITAAN YANG SIA-SIA?
1. GOAL FOCUS
Jika kita masih fokus pada tujuan kita, kita akan mengerti kalau kerja keras kita ada tujuannya dan itu tidaklah ada yang sia-sia. (*noted dalam agama ini disebut Ikhtiar dengan Tumaninah)
“Sebenarnya tidak ada penderitaan yang sia-sia dalam hidup ini selama kita mengerti akan tujuannya”
Misal: Michaelanglo, sampai buta, ia ditertawakan karena melukis sudut2, buat apa? Tapi dia menjawab: “Orang tidak melihat, tapi Tuhan melihatnya”
2. PROCESS
Paham PROSES & Selalu Belajar dari Pengalaman, Kita tidak akan merasa sia-sia, kalau bukan melulu melihat dari hasilnya, tapi juga pembelajaran dari PROSESNYA
“When you lose the game, don’t lose the lesson”
3. Build Confidence
Keyakinan DIRI amat penting, Sia-sia atau tidak itu, sebenarnya tergantung pada dirimu!
Sia-sia atau tidak bukan dari kacamata orang lain, ini berhubungan dengan SELF TALK kita sendiri, apa yg kita ucapkan untuk diri sendiri sebenarmya sangat membantu kita melewati masa-masa sulit kita.

* INGAT CERITA KATAK TULI yang ikut Lomba Memanjat TOWER

Dari segala uraian diatas, tetap ada batasan2 yang kita harus ketahui bahwa ada juga di sebuah titik harus selalu evaluasi langkah2 kita. Evaluasi berhubungan dengan mengkoreksi cara yang dilakukan, merubah jadwal lebih rasional, ataupun merubah Goal yang lebih realistis agar tidak terjadi penurunan moral & etika pada diri kita, Agar kita jangan sampai sudah terlalu banyak BERKORBAN atau Too Much Effort, jika diteruskan bisa terganggu Kejiwaan, ibarat Benang yang semakin ditarikkencang akan ada momentum yang tidak bisa dipaksakan atau akan putus benang tersebut.

Kapankah kita dapat mengetahui kalau kita mengorbankan terlalu banyak (TOO MUCH) untuk sukses kita?
  1. Kalau pengorbanan itu mulai membuat kita harus menjual harkat dan martabat diri kita terlalu jauh. Contoh: di ebay ada yang menjual keperawanannya, karena ingin sekolah!
  2. Kalau pengorbananmu justru merugikan buat pihak lain. Contoh: mengorbankan waktu untuk kerja, tetapi anak tidak terurus dan jadi berandalan
  3. Kalau pengorbanan itu berarti kamu harus terus-menerus melawan hati nurani kamu. Contoh: seorang janda memutuskan jadi istri kedua, dengan risiko dimaki-maki oleh istri pertama karena ingin membiayai kehidupan anaknya (*mohon maaf cerita2 Nabi banyak ini dg alasan takut si janda jadi kafir lagi atau jd istri orang kafir, Baru2 ini dengan semakin terdesaknya ISIS di Suriah, semua istri mereka dibunuh karena alasan tersebut *Jerusalem Post)
  4. Kalau pengorbanan itu berarti kamu harus melakukan hal-hal yang tercela. Contoh: seorang mahasiswa miskin yang bercita-cita mau keluar dari kesusahan hidupnya dengan ambil risiko ditangkap polisi karena menjual narkoba

MINDSET BUILD for SUCCESS

Bagaimana mindset kita yang baik kalau saat ini kita tengah mengalami kesulitan dan penderitaan?
  1. Tidak apa-apa jika orang lain mengatakan kamu bodoh, idiot dll selama kamu tahu pengorbanan kamu itu ada tujuannya!
  2. Penderitaan itu tidak selamanya! Belajarlah untuk bertahan dalam pengorbanan itu.
  3. “Belajar itu akarnya pahit, tapi buahnya manis”
  4. Saat menderita, jangan fokus pada hasil yang spektakuler, tapi belajar bersyukur pada “small winning”
  5. Cerdas emosilah meskipun kamu menderita!


ARTIKEL TERKAIT:

0 comments:

Post a Comment