Welcome to Vectoris

Mari kita satukan pendapat dalam sebuah bahasa visual di dalamnya

Manual Digital Trace in CorelDraw

Dibutuhkan kerja keras dan ketelitian dalam setiap pembuatannya

Digital Painting Project

Pembuatan gambar dalam bentuk digital painting yang lebih menarik dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi

Promo Jasa Tracing Pilih Sesuka mu Mau Yang Gratis Atau Yang Berbayar

Jasa tracing murah mulai dengan gratis sampai berbayar

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday 15 April 2015

SIKAPI EMOSI NEGATIFMU SECARA POSITIF!

Editor : Kamiko


Dalam berbagai kesempatan kita seringkali mendengar orang bilang, "Seandainya aku bisa membunuh semua rasa marahku, rasa dendamku, rasa iriku, pastilah hidup saya akan lebih baik". Akibatnya, banyak orang berpikir bahwa memang ada emosi yang betul-betul perlu dienyahkan ataupun dilenyapkan dari muka bumi ini. Padahal Tuhan memberikan segala emosi pastilah dengan tujuan. Dan ingatlah, "All emotion is information". Semua emosi kita adalah bentuk informasi berharga kalau kita menyadarinya. Sayangnya kita lebih melihatnya sebagai hal yang buruk daripada belajar dari emosi ini. Kita perlu mencoba belajar bahwa yang kita sebut emosi negative itu, ternyata tidalah senegatif yang kita pikirkan!

Kisah Inspirasi…
Ada seorang petani buah yang merasa terganggu sekali dengan rumput-rumput maupun lumut yang tumbuh di sekitar pohon buahnya. Menurutnya itu merusak pemandangan dan ia tidak suka dengan rumput liar dan tanaman kecil yang tumbuh di bawah tanaman buahnya. Maka, suatu hari ia bertekad membasmi semua tanaman kecil itu. Ia betul-betul bersihkan. Dan setelah bersih, untuk sesaat ia merasa amat senang. Tapi, beberapa bulan kemudian dia melihat kalau tanaman buahnya tidak lagi berbuah lebat seperti yang sebelumnya. Dikasih pupuk apapun, tidak berpengaruh. Maka, ia pun bertanya kesana-kemari, hingga akhirnya ia diajari oleh seorang ahli pertanian. Kuncinya ternyata terletak di tanaman-taman kecil yang telah ia bunuh. Tanpa sadar, tubuh tamanan kecil itu ternyata seringkali membusuk dan bisa menjadi sumber sari makanan bagi pohon besar disamping ternyata mengikat gas udara tertentu. Itulah yang bisa membuat tanaman buahnya lebat. Sejak itulah ia berdamai dan hanya menjaga agar tidak terlalu lebat tanaman kecilnya. Sesekali ia hanya memotong, rumput2 yang tumbuh terlalu lebat dan ternyata beberapa bulan setelahnya, tanaman buahnya berbuah subur kembali!

Moral of the story: Tanaman buah adalah kehidupan yang kita inginkan; rumput liar dan lumut adalah emosi negative kita, merawat agar jangan tumbuh terlalu lebat, itulah yang harus kita lakukan dengan emosi negative kita!

Yang Disebut Emosi Negative Itu Apa Saja?
• Test Dulu! Punya perasaan negative yang normal nggak?
o Kalau tiba-tiba aja kamu kehilangan orang yang kamu sayangi kamu merasa…….
o Kalau kamu berpikir ada orang yang merebut atau melanggar sesuatu yang sebenarnya adalah hakmu, kamu merasa………
o Kalau kamu merasa melakukan sesuatu yang benar, tapi belakangan ternyata kamu baru sadar kamu ternyata salah, kamu akan merasa…….
o Kalau kamu seharusnya semua orang melakukan ataupun bertindak satu hal, tetapi karena sesuatu dan lain hal kamu tidak tahu, tapi tiba-tiba kamu muncul dengan kondisi beda, kamu akan merasa…..
o Kalau kamu melihat kotoran, atau pemandangan yang tidak sedap, maka di dekat hal itu, kamu akan merasa…..

• Test ini sebenarnya sederhana, tapi mempunyai arti yang pernting, karena para psikopat yang pernah ditest hal-2 diatas, “Mereka tidak bisa merasakan emosi-emosi dasar ini!” Tapi bukan berarti kalau nggak merasakan ini, lantas udah pasti psikopat lho!

• Bersyukurlah karena kita masih memiliki emosi. Emosi-emosi sebenarnya sehat, membuat kita membatasi dan bertindak sesuai norma. Yang menjadi permasalahannya adalah ketika Emosi itu di luapkan dengan Ekspresi yang salah.

Mari perbaiki persepsi yang salah…
o Tidak ada emosi yang NEGATIF dan POSITIF, yang ada adalah EMOSI YANG MENYENANGKAN dan TIDAK MENYENANGKAN
o Emosi is INFORMATION : emosi bercerita dan berkisah tentang siapa, dan mengapa kita muncul perasaan itu!
Misal: Saya sedih sekali melihat pengemis, karena masa kecil saya yang sangat pahit dan susah!

 Perasaan emosi "melankolis" diatas tidak salah, namun reaksi atas emosi masa lalu yang dirasa penuh kepahitan inilah yang musti dikikis atau disembuhkan agar tidak menjadi bayang2 sepanjang badan yang menghambat kita untuk melangkah maju dengan optimisme meraih kesuksesan.

Resiko apakah Kalau Kita Salah Persepsi Terhadap Emosi Negative Kita?

• Salah persepsi, salah treatment.
Misal: putra kita nangis kita bilang, “Jadi cowok jangan cengeng!”
ini akan mengakibatkan anak trauma & pendendam, karena selanjutnya akansering memendam perasaannya dan cenderung introvert, sampai akhirnya meledak emosinya. Komunikasi adalah kunci, cobalah untuk menggali kegelisahan hatinya dan memberikan pemahaman secara psikis untuk menjaga pertumbuhan karakternya.
• Salah treatment, salah belajar!
Akhirnya, anggapan soal emosi negative itu bikin kita sibuk, bukannya mencoba menggali ada apa dibalik emosi itu?
Misal: Anak kecil es krimnya jatuh dan dia nangis, papanya bilang, “Udah gitu aja nangis!”, mamanya datang dan memeluknya dan bilang, “Eih kenapa nangis…oh es krimnya jatuh. Nah, lain kali apa yang mesti dilakukan supaya nggak nangis kehilangan es krim”. (Si ibu itu ngajarin, embrace the emotion and learn from that emotion), lain kali anak itu akan belajar bahwa emosi nangis itu membuatnya untuk menjaga baik-baik barang kesayangannya!

Mari kita selalu menjaga & memperbaharui pola pikir kita yang lebih baik.. amin

Renungan dilanjut ke "Study Case" :
Kebanyakan anak berusia dibawah 2 tahun, kalau mengekspresikan marah itu selalu memukul dan melempar barang. Bagaimanakah cara mengatasinya?

Di Psikologi usia 1-4 tahun adalah usia emas, anak diumur itu belum mengenal yang namanya aturan/batasan. Untuk itu sebagai orang tua kita bisa membuat aturan/batasan. Caranya, ketika anak itu marah dan memukul, pegang tangannya dan tatap matanya, lalu bilang bahwa ini tidak boleh dilakukan. Jadi, lama kelamaan anak itu akan terlatih perilakunya untuk tahu batasan-batasan.

Nah, Apa Dong Sisi POSITIF dari Emosi yang Selama ini Kita Anggap NEGATIF ?

 (1) MARAH:

o Ada 2 Alasan Utama penyebab MARAH:
Kesenjangan antara harapan dan kenyataan tidak sesuai!
(Jangan2 ekspektasi kita ketinggian atau kita menerapkan standar kita ketinggian dibawah sadar, turunkan yuuk..)
Hak kita terlanggar!
(Rasa Kepemilikan kita terlalu tinggi & takut kehilangan atau egoisme kita berlebihan, Ingat semua dilangit & dibumi seisinya adalah Kepunyaan Tuhan, jangan terlalu berlebihan)

Manfaat MARAH:

 Membuat kita bisa menegaskan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh!
 Mempertahankan apa yang kita anggap milik kita! (primitive banget! hahahaha... lebih tepatnya berhati2, menjaga, & merawat)
o Tapi kenapa ada yang marah lantas membunuh misalnya ayah kadung yang baru-baru ini membunuh anaknya yang malas saking marahnya?
 Marah tidaklah salah, ekspresinya yang salah!
Boleh Marah tapi wajib Senyum dan tetap produktif, jika terlalu susah ambil waktu rehat sementara untuk penyegaran diri.

(2) SEDIH:

o Alasan Utama SEDIH:
 Rasa kehilangan atas sesuatu yang kemungkinan ataupun yang memang kita alami saat ini!
 Contoh kisah th 1995 Jane dan Flicka Rodman terbunuh oleh truk yang ugal-ugalan, dan menabrak mereka sampai mati waktu mereka sedang mendaki trail dari Kanada ke Meksiko (Paicifc Creast Trail).
Ibunya Flicka, Barbara Perry bersedih dan bikin 2 proyek: Jane and Flicka Fund for Pacific Trail Crest, dan mengorganisir pertemuan 2 mingguan diantara sesama pendaki sambil membaca jurnalnya Flicka yang ditulis semasa masih hidup!

Manfaat SEDIH:
 Lebih sayang, lebih menghargai apa yang kita miliki

 (3) JIJIK:

o Alasan Utama JIJIK:
 Ada sesuatu yang tidak menyenangkan, yang rasanya tidak bisa diterima oleh panca indera kita khususnya mata, ataupun mulut!


Manfaat JIJIK:

 Lebih beretika, lebih bersih!

 (4) MALU:

o Alasan Utama MALU:
Merasa telah melakukan sesuatu hal yang tidak baik, tidak menyenangkan ataupun nggak semestinya dilakukan!

Manfaat MALU:
 Lebih beretika, menjaga harga diri, menjaga image tentang diri kita!
 Makanya di Jepang, budaya malu termasuk tinggi dan hal ini ikut menjaga integritas orang-orangnya!

(5) IRI:

o Alasan Utama IRI:
 Merasa kalah ataupun merasa lebih kurang dibandingkan dengan orang lain, yang kita lebih hebat ataupn lebih beruntung dan tidak tidak memilikinya!

o Manfaat IRI:
 Melihat sisi kurang pada diri kita dan lebih aware soal kelemahan kita!
 Bisa jadi motivasi untuk meraih sesuatu yang lebih baik

(6) TAKUT:
o Alasan Utama TAKUT:
 Merasa was-was kalau sesuatu yang buruk akan menimpa dan terjadi pada diri kita

Manfaat TAKUT:
 Membuat kita lebih waspada dan tidak melakukan hal-hal yang konyol
 Membuat kita berjaga-jaga, mebuat planning dan persiapan missal: anak takut gagal ujian, maka dia belajar! Orang takut masa depannya suram, maka dia mempersiapkan tabungan ataupun asuransi!

So, Apa Kesimpulan Kita Soal Emosi Nagative?
• Ubah persepsi: no such negative emotion! It’s all information.
• Jangan lawan emosi itu, tapi justru bertanyalah “why” kita merasakan itu?
• Embrace and learn, bisa jadi emosi itu sedang memberitahukan kamu tentang sesuatu! Kadang, emosi bisa jadi intuisi!
• Ubahlah emosi itu jadi energy misalkan; rasa sedih ataupun rasa marah, untuk sesuatu yang positif! Contoh kisah Barbara Perry di atas!

#CJR

Berfikir tentang Our Thinking (METAKOGNITIF)

Editor : Kamiko

Jika sebelumnya sempat dibahas kecerdasan emosional membentuk karakter dan kedewasaan seseorang, didalamnya sekilas juga diulas tentang peranan IQ, EQ, Serta SQ, dalam uraian kali ini kita bahas tentang dasar Pola Berfikir yang membentuk suatu pemahaman yang mendalam, Tentunya para pembaca sudah tidak asing dengan istilah METAKOGNITIF, mari kita ulas dalam artikel ini

Metakognitif adalah kemampuan untuk mengontrol ranah pengetahuan atau aspek kognitif. 
Meta kognitif mengendalikan enam tingkatan aspek kognitif yang didefinisikan oleh Benjamin Bloom dalam taksonomi Bloom yang terdiri dari tahap ingatan, pemahaman, terapan, analisis dan sintetis dan evaluasi. 
Pada tahun 1991 taksonomi ini direvisi oleh David Krathwohl menjadi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (creating).


Mengembangkan Metakognitif dalam pola berpikir sehari hari
"Metacognition is thinking about thinking, knowing "what we know" and "what we don't know." Just as an executive's job is management of an organization, a thinker's job is management of thinking." 
Dalam memahami ssuatu hal perlu berfikir lebih panjang atau lama sebelum dapat memahami idea yang dikemukakan. Berfikir mengenai berfikir, mengetahui apa yang kita tahu dan apa yang kita tidak tahu. 
Saya sedang berfikir mengenai apa yang sedang saya fikirkan. Saya sedang menganalisa, saya sedang memantau, saya sedang meneliti, saya sedang mengintip, saya sedang memeriksa dan saya coba mengawal apa yang sedang saya fikirkan.

Metakognitif bermain lebih dalam berdasarkan aspek Kognitif, Sedangkan Apakah Kognisi itu ?

Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses yang dilakukan tersebut memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. 
Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi. 
Bidang ilmu yang mempelajari kognisi beragam, di antaranya adalah psikologi, filsafat, komunikasi, neurosains, serta kecerdasan buatan.

Kepercayaan/ pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat memengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya memengaruhi perilaku/ tindakan mereka terhadap sesuatu. mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat mengubah perilaku mereka.

Sejarah munculnya Istilah Kognisi
Istilah kognisi berasal dari bahasa Latin cognoscere yang artinya mengetahui. Kognisi dapat pula diartikan sebagai pemahaman terhadap pengetahuan atau kemampuan untuk memperoleh pengetahuan.Istilah ini digunakan oleh filsuf untuk mencari pemahaman terhadap cara manusia berpikir. Karya Plato dan Aristotle telah memuat topik tentang kognisi karena salah satu tujuan tujuan filsafat adalah memahami segala gejala alam melalui pemahaman dari manusia itu sendiri.

Kognisi dipahami sebagai proses mental karena kognisi mencermikan pemikiran dan tidak dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu kognisi tidak dapat diukur secara langsung, namun melalui perilaku yang ditampilkan dan dapat diamati. Misalnya kemampuan anak untuk mengingat angka dari 1-20, atau kemampuan untuk menyelesaikan teka-teki, kemampuan menilai perilaku yang patut dan tidak untuk diimitasi

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kognisi maka berkembanglah psikologi kognitif yang menyelidiki tentang proses berpikir manusia. Proses berpikir tentunya melibatkan otak dan saraf-sarafnya sebagai alat berpikir manusia oleh karena itu untuk menyelidiki fungsi otak dalam berpikir maka berkembanglah neurosains kognitif. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh kedua bidang ilmu tersebut banyak dimanfaatkan oleh ilmu robot dalam mengembangkan kecerdasan buatan.

Proses kognitif menggabungkan antara informasi yang diterima melalui indera tubuh manusia dengan informasi yang telah disimpan di ingatan jangka panjang. Kedua informasi tersebut diolah di ingatan kerja yang berfungsi sebagai tempat pemrosesan informasi. Kapabilitas pengolahan ini dibatasi oleh kapasitas ingatan kerja dan faktor waktu. 
Proses selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan yang telah dipilih. Tindakan dilakukan mencakup proses kognitif dan proses fisik dengan anggota tubuh manusia (jari, tangan, kaki, dan suara). Tindakan dapat juga berupa tindakan pasif, yaitu melanjutkan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya.

Faktor yang memengaruhi kesulitan dan kecepatan pemilihan dan pelaksanaan respon adalah kompleksitas keputusan, perkiraan terhadap respon, trade-off kecepatan dan akurasi, dan feedback yang diperoleh (Groover, 2007). Kompleksitas keputusan dipengaruhi oleh jumlah tindakan yang mungkin dipilih, yang juga berpengaruh terhadap lamanya waktu pengambilan keputusan. Perkiraan terhadap respon dipengaruhi oleh informasi yang diterima. Jika informasi yang diterima telah diperkirakan sebelumnya, pemrosesan informasi akan lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak diperkirakan. Trade-off antara kecepatan dan akurasi merupakan korelasi negative antara keduanya pada pemilihan dan pelaksanaan respon. Dalam beberapa situasi, semakin cepat seseorang memilih respon, kemungkinan kesalahan terjadi meningkat. Feedback merupakan efek yang diketahui oleh seseorang sebagai verifikasi atas tindakan yang dilakukannya. Rentang waktu antara tindakan dengan feedback harus diminimasi.

Fungsi-fungsi kognisi

1. Atensi dan kesadaran
Atensi adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. 
Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan dan proses kognitif lainnya. 
Atensi terbagi menjadi atensi terpilih (selective attention)dan atensi terbagi (divided attention). 
Kesadaran meliputi perasaan sadar maupun hal yang disadari yang mungkin merupakan fokus dari atensi.
2. Persepsi
Persepsi adalah rangkaian proses pada saat mengenali, mengatur dan memahami sensasi dari panca indera yang diterima dari rangsang lingkungan. Dalam kognisi rangsang visual memegang peranan penting dalam membentuk persepsi. 
Proses kognif biasanya dimulai dari persepsi yang menyediakan data untuk diolah oleh kognisi.
3. Ingatan
Ingatan adalah saat manusia mempertahankan dan menggambarkan pengalaman masa lalunya dan menggunakan hal tersebut sebagai sumber informasi saat ini. Proses dari mengingat adalah menyimpan suatu informasi, mempertahankan dan memanggil kembali informasi tersebut. Ingatan terbagi dua menjadi ingatan implisit dan eksplisit. Proses tradisional dari mengingat melalui pendataan penginderaan, ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang.
4. Bahasa
Bahasa adalah menggunakan pemahaman terhadap kombinasi kata dengan tujuan untuk berkomunikasi. 
Adanya bahasa membantu manusia untuk berkomunikasi dan menggunakan simbol untuk berpikir hal-hal yang abstrak dan tidak diperoleh melalui penginderaan. 
Dalam mempelajari interaksi pemikiran manusia dan bahasa dikembangkanlah cabang ilmu psikolinguistik
5. Pemecahan masalah dan kreativitas
Pemecahan masalah adalah upaya untuk mengatasi hambatan yang menghalangi terselesaikannya suatu masalah atau tugas. Upaya ini melibatkan proses kreativitas yang menghasilkan suatu jalan penyelesaian masalah yang orisinil dan berguna.
6. Pengambilan keputusan dan penalaran
Dalam melakukan pengambilan keputusan manusia selalu mempertimbangkan penilaian yang dimilikinya. 
Misalnya seseorang membeli motor berwarna merah karena kepentingan mobilitasnya, dan kesenangannya terhadap warna merah. Proses dari pengambilan keputusan ini melibatkan banyak pilihan. Untuk itu manusia menggunakan penalaran untuk mengambil keputusan. penalaran adalah proses evaluasi dengan menggunakan pembayangan dari prinsip-prinsip yang ada dan fakta-fakta yang tersedia. Penalaran dibagi menjadi dua jenis yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif

#CJR

Monday 13 April 2015

7 Ciri Seseorang memiliki kecerdasan emosional yang Tinggi

Editor : Kamiko


Dalam era saat ini, masyarakat semakin sadar bahwa kecerdasan emosional ini sangat penting bagi tiap individu dalam menunjang kesuksesan dan kebahagiaan hidup mereka, baik di tempat kerja, pergaulan hingga kehidupan keluarga. Memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan membantu kita dalam bersikap praktis ketika di hadapkan pada suatu permasalahan.


Sekiranya apa saja ciri-ciri mereka yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi. Harapannya, sedikit ulasan ini akan menjadi referensi untuk menjalani kehidupan yang lebih positif, bermanfaat, dan bahagia kedepannya.

1. Fokus pada Hal-hal yang Positif



Mereka yang memiliki kecerdasan emosional tinggi sadar bahwa percuma saja berlarut-larut dengan masalah. Fokus pada masalah tidak akan pernah membawa solusi, sebaliknya bersikap positif dalam menyikapi masalah akan membawa anda pada solusiyang tepat untuk menyelesaikan permasalahan anda.

2. Mereka yang Berpikiran Positif akan Berkumpul dengan Mereka yang Berpikir Positif Pula

Orang-orang dengan kecerdasan emosional tinggi tidak akan menghabiskan banyak waktu dengan berkumpul bersama mereka yang suka mengeluh dan mengumpat. Mendengarkan keluh kesah dari mereka yang suka berpikir negatif hanya akan membawa menghabiskan energi kita pada hal yang percuma. Sebaliknya, berkumpul dengan orang yang memiliki pikiran positif dan penuh semangat akan membuat kita tertular juga. Dan inilah yang pada akhirnya akan meningkatkan kecerdasan emosional anda juga.

3. Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi selalu Assertive

Assertive adalah sebuah sikap tegas dalam mengemukakan suatu pendapat, tanpa harus melukai perasaan lawan bicaranya. Orang yang assertive sangat tahu betul kapan mereka harus bicara, kapan mereka harus mengemukakan suatu pendapat dan bagaimana cara yang tepat untuk memberikan sebuah solusi tanpa harus menggurui. Dan yang pasti mereka yang memiliki sikap assertive selalu berpikir terlebih dahulu sebelum bicara.

4. Mereka adalah Visioner yang siap Melupakan Kegagalan di Masa Lalu

Orang-orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan sibuk memikirkan apa yang akan dilakukannya di masa depan dan segera melupakan kegagalan di masa lalu. Baginya kegagalan di masa lalu adalah sebuah pelajaran yang penting diambil untuk mengambil langkah yang lebih mantab di masa yang akan datang.

5. Mereka Tahu Cara Membuat Hidup Lebih Bahagia dan Bermakna


Dimanapun mereka berada, apakah itu di tempat kerja, di rumah ataupun berkumpul dengan teman-teman, orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan membawa kebahagiaan bagi sesamanya. Terkadang arti bahagia bagi mereka tidak harus sebuah kekayaan. Bersyukur akan nikmat yang didapat hari ini dan membantu orang lain yang membutuhkan pertolongannya akan membuat mereka merasa bahagia dan bermakna.

6. Mereka Tahu Bagaimana Mengeluarkan Energi Mereka secara Bijak

Mereka yang dikaruniai kecerdasan emosional tinggi, tahu bagaimana memanfaatkan energi mereka dengan bijak. Mereka tidak akan menghabiskan waktu untuk hal-hal yang percuma saja. Mereka akan fokus pada tindakan-tindakan yang akan membawa manfaat bagi sesamanya.

7. Terus Belajar dan Berkembang

Mereka yang memiliki kecerdasan emosional tinggi sadar, bahwa apa yang ia ketahui saat ini masih belumlah apa-apa. Baginya, belajar bukanlah 12 tahun wajib belajar dan 4 tahun kuliah. Wajib belajar adalah seumur hidup. Mereka selalu terbuka akan hal-hal baru dan berani mencoba berbagai macam tantangan yang akan membuat mereka berkembang. Kritik dan saran dari orang lain akan dijadikan sebagai referensi baru dalam mengambil langkah dan keputusan di masa yang akan datang.


“It isn’t stress that makes us fall – it;s how we respond to stressful events.” – Wayde Goodall

#Bijaker

Thursday 9 April 2015

SUCCESS & SACRIFICE: Tiada Sukses, Tanpa Pengorbanan

Editor : Kamiko


Sebuah teks yang dikutip sebagai motivasi  :

“Keinginan itu sumber penderitaan, jadi apapun keinginan kita sekecil apapun, itu butuh penderitaan”. ( Iwan Fals)

"Terkadang kau harus terluka untuk mengetahui, jatuh untuk bangkit, kalah untuk menang. Karena pelajaran terbesar dalam hidup dipelajari melalui rasa sakit". (Film Naruto)

Sebelumnya mari kita ambil beberapa statement peserta dari forum kelas diskusi Marketing for Succes di sebelah, sbb :

Miko - Pemilik Kandank Desain - Yogyakarta
Saya sudah menjalani bisnis ini bertahun - tahun dan tanpa ada suntikan modal dari pihak manapun, sehingga hari - hari yang saya lalui itu penuh dengan penderitaan dan rasa putus asa selalu menghampiri. Tapi saya yakin bahwa itu semua adalah ujian bagi saya untuk menjadi gigih, kokoh dan semangat dalam mencapai keberhasilan. Entah hari ini atau besok saya percaya kesuksesan itu di dapat melalui kerja keras dan penderitaan yang saya alami

Felix – Pemilik bisnis beberapa waralaba - Surabaya
Saya dari Nol dan sekarang sudah bisa sedikit ada perbaikan, ketika saya lagi down, saya selalu mengingat kejadian dulu, ketika saya lagi down juga, saya bisa melewatinya, untuk itu saya yakin ketika saya lagi down saat ini separah apapun saya pasti bisa lalui.

Iwan – GM Marketing Group Persh Property - Tangerang
Ada 2 hal yang selalu menginspirasi saya ketika jatuh, saya pernah berada di 1 perusahaan dengan pencapaian di Puncak paling tinggi, tapi diperusahaan yang sama saya pernah jg dijatuhkan di tempat paling bawah.
1. Saya selalu ingat dengan efek Trampolin, ketika kita menekan semakin dalam, maka semakin tinggi pula loncatan kita, jadi ketika kita berada di titik bawah, percayalah dengan hukum alam yang akan membawa kita ke puncak paling atas.
2. Positif thinking dengan apa yang terjadi, ngotot dan focus dengan tujuan kita

MARI KITA ULAS ...

Mengapa Tidak Semua Orang Mau BAYAR ONGKOS Suksesnya?
(1) Pain!
Sakit tau! Kebanyakan orang nggak bisa bertahan dalam penderitaan yang begitu lama.
(2) Uncertain
Ketidakyakinan, Belum tentu, kalau habis menderita itu pasti akan sukses. Kalau gagal gimana?
(3) Short term way of Think
Orang lebih fokus dengan Short term result, lebih menyari yang instant tanpa mau melewati PROSES, dan merasa itu lebih penting (dibaca saja lebih nyaman) daripada long term!
(4) Spoiled
Kecenderungan bermanja dan Keengganan untuk lebih memaksimalkan diri (dibaca takut bersusah dulu) Dari kecil Tidak terlatih ototnya untuk menderita!



Bagaimana kita tahu penderitaan atau pengorbanan kita bukan PENDERITAAN YANG SIA-SIA?
1. GOAL FOCUS
Jika kita masih fokus pada tujuan kita, kita akan mengerti kalau kerja keras kita ada tujuannya dan itu tidaklah ada yang sia-sia. (*noted dalam agama ini disebut Ikhtiar dengan Tumaninah)
“Sebenarnya tidak ada penderitaan yang sia-sia dalam hidup ini selama kita mengerti akan tujuannya”
Misal: Michaelanglo, sampai buta, ia ditertawakan karena melukis sudut2, buat apa? Tapi dia menjawab: “Orang tidak melihat, tapi Tuhan melihatnya”
2. PROCESS
Paham PROSES & Selalu Belajar dari Pengalaman, Kita tidak akan merasa sia-sia, kalau bukan melulu melihat dari hasilnya, tapi juga pembelajaran dari PROSESNYA
“When you lose the game, don’t lose the lesson”
3. Build Confidence
Keyakinan DIRI amat penting, Sia-sia atau tidak itu, sebenarnya tergantung pada dirimu!
Sia-sia atau tidak bukan dari kacamata orang lain, ini berhubungan dengan SELF TALK kita sendiri, apa yg kita ucapkan untuk diri sendiri sebenarmya sangat membantu kita melewati masa-masa sulit kita.

* INGAT CERITA KATAK TULI yang ikut Lomba Memanjat TOWER

Dari segala uraian diatas, tetap ada batasan2 yang kita harus ketahui bahwa ada juga di sebuah titik harus selalu evaluasi langkah2 kita. Evaluasi berhubungan dengan mengkoreksi cara yang dilakukan, merubah jadwal lebih rasional, ataupun merubah Goal yang lebih realistis agar tidak terjadi penurunan moral & etika pada diri kita, Agar kita jangan sampai sudah terlalu banyak BERKORBAN atau Too Much Effort, jika diteruskan bisa terganggu Kejiwaan, ibarat Benang yang semakin ditarikkencang akan ada momentum yang tidak bisa dipaksakan atau akan putus benang tersebut.

Kapankah kita dapat mengetahui kalau kita mengorbankan terlalu banyak (TOO MUCH) untuk sukses kita?
  1. Kalau pengorbanan itu mulai membuat kita harus menjual harkat dan martabat diri kita terlalu jauh. Contoh: di ebay ada yang menjual keperawanannya, karena ingin sekolah!
  2. Kalau pengorbananmu justru merugikan buat pihak lain. Contoh: mengorbankan waktu untuk kerja, tetapi anak tidak terurus dan jadi berandalan
  3. Kalau pengorbanan itu berarti kamu harus terus-menerus melawan hati nurani kamu. Contoh: seorang janda memutuskan jadi istri kedua, dengan risiko dimaki-maki oleh istri pertama karena ingin membiayai kehidupan anaknya (*mohon maaf cerita2 Nabi banyak ini dg alasan takut si janda jadi kafir lagi atau jd istri orang kafir, Baru2 ini dengan semakin terdesaknya ISIS di Suriah, semua istri mereka dibunuh karena alasan tersebut *Jerusalem Post)
  4. Kalau pengorbanan itu berarti kamu harus melakukan hal-hal yang tercela. Contoh: seorang mahasiswa miskin yang bercita-cita mau keluar dari kesusahan hidupnya dengan ambil risiko ditangkap polisi karena menjual narkoba

MINDSET BUILD for SUCCESS

Bagaimana mindset kita yang baik kalau saat ini kita tengah mengalami kesulitan dan penderitaan?
  1. Tidak apa-apa jika orang lain mengatakan kamu bodoh, idiot dll selama kamu tahu pengorbanan kamu itu ada tujuannya!
  2. Penderitaan itu tidak selamanya! Belajarlah untuk bertahan dalam pengorbanan itu.
  3. “Belajar itu akarnya pahit, tapi buahnya manis”
  4. Saat menderita, jangan fokus pada hasil yang spektakuler, tapi belajar bersyukur pada “small winning”
  5. Cerdas emosilah meskipun kamu menderita!


Tuesday 7 April 2015

Pengertian Etos Kerja

Editor : Kamiko



Etos pertama: kerja adalah rahmat.
Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat dari Tuhan. Anugerah itu kita terima tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeser pun.
Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah. Dengan bekerja, setiap tanggal muda kita menerima gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman dan kenalan, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih banyak lagi. Semua itu anugerah yang patut disyukuri. Sungguh kelewatan jika kita merespons semua nikmat itu dengan bekerja ogah- ogahan.

Etos ke-dua: kerja adalah amanah.
Apa pun pekerjaan kita, pramuniaga, pegawai negeri, atau anggota DPR, semua adalah amanah. Pramuniaga mendapatkan amanah dari pemilik toko. Pegawai negeri menerima amanah dari negara. Anggota DPR menerima amanah dari rakyat. Etos ini membuat kita bisa bekerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.

Etos ke-tiga: kerja adalah panggilan.
Apa pun profesi kita, perawat, guru, penulis, semua adalah darma. Seperti darma Yudistira untuk membela kaum Pandawa. Seorang perawat memanggul darma untuk membantu orang sakit. Seorang guru memikul darma untuk menyebarkan ilmu kepada para muridnya. Seorang penulis menyandang darma untuk menyebarkan informasi tentang kebenaran kepada masyarakat. Jika pekerjaan atau profesi disadari sebagai panggilan, kita bisa berucap pada diri sendiri, “I’m doing my best!” Dengan begitu kita tidak akan merasa puas jika hasil karya kita kurang baik mutunya.

Etos ke-empat: kerja adalah aktualisasi.
Apa pun pekerjaan kita, entah dokter, akuntan, ahli hukum, semuanya bentuk aktualisasi diri. Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa “ada”. Bagaimanapun sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk bengong tanpa pekerjaan. Secara alami, aktualisasi diri itu bagian dari kebutuhan psikososial manusia. Dengan bekerja, misalnya, seseorang bisa berjabat tangan dengan rasa pede ketika berjumpa koleganya. “Perkenalkan, nama saya Miftah, dari Bank Kemilau.” Keren `kan?

Etos kelima: kerja itu ibadah.
Tak peduli apa pun agama atau kepercayaan kita, semua pekerjaan yang halal merupakan ibadah. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita bisa bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata.
mengutip sebuah kisah zaman Yunani kuno:
Seorang pemahat tiang menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengukir sebuah puncak tiang yang tinggi. Saking tingginya, ukiran itu tak dapat dilihat langsung oleh orang yang berdiri di samping tiang. Orang-orang pun bertanya, buat apa bersusah payah membuat ukiran indah di tempat yang tak terlihat? Ia menjawab, “Manusia memang tak bisa menikmatinya. Tapi Tuhan bisa melihatnya.” Motivasi kerjanya telah berubah menjadi motivasi transendental.

Etos keenam: kerja adalah seni.
Apa pun pekerjaan kita, bahkan seorang peneliti pun, semua adalah seni. Kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi.
mencontohkan kisah Edward V Appleton, seorang fisikawan peraih nobel. Dia mengaku, rahasia keberhasilannya meraih penghargaan sains paling bergengsi itu adalah karena dia bisa menikmati pekerjaannya. “Antusiasmelah yang membuat saya mampu bekerja berbulan-bulan di laboratorium yang sepi,” katanya. Jadi, sekali lagi, semua kerja adalah seni. Bahkan ilmuwan seserius Einstein pun menyebut rumus- rumus fisika yang njelimet itu dengan kata sifat beautiful.

Etos ketujuh: kerja adalah kehormatan.
Seremeh apa pun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan. Jika bisa menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan lain yang lebih besar akan datang kepada kita.
contoh etos kerja Pramoedya Ananta Toer. Sastrawan Indonesia kawakan ini tetap bekerja (menulis), meskipun ia dikucilkan di Pulau Buru yang serba terbatas.

#CJR