Friday, 24 October 2014

Surat Kabar sebagai Media Komunikasi Massa

Pengertian
Surat kabar merupakan salah satu media massa yang berperan penting dalam pendistribusian informasi kepada masyarakat. Surat kabar tersebut juga diterbitkan secara berkala sehingga masyarakat lebih mudah mengaksesnya. Seiring berkembangnya teknologi surat kabar pun mulai diedarkan secara konten maupun teknologi. Menurut Onong Uchjana Effendy, “Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca”. Surat kabar ini juga menggunakan kertas bermutu rendah yang kemudian dapat didaur ulang atau digunakan untuk berbagai macam keperluan.
Sejarah Surat Kabar di Indonesia
· Era Penjajahan Belanda (1700-1900)
Pada era 1700-1900, surat kabar pertama kali diedarkan oleh penjajah Belanda yang bernama Kort Beiricht Eropa, Bataviase Nouvelles, Vendu Nieuws, dan Bataviasche Koloniale Courant. Bataviasche Nouvelles merupakan surat kabar yang pertama kali diterbitkan pada masa pemerintahan gubernur Jenderal Van Imhoff. Surat kabar ini ditulis dengan bahasa Belanda yang memiliki mutu, kualitas, bentuk dan tampilan yang sangat sederhana. Fungsinya adalah mendokumentasikan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa itu. Belanda merupakan negara yang sangat memerhatikan dokumentasi.

· Era Pra kemerdekaan (1900-1945)
Pada era 1900an, kualitas dan fungsi surat kabar mengalami peningkatan. Surat kabar pada era ini bukan hanya sebagai saran dokumentasi saja, akan tetapi sudah berkembang menjadi sarana menyampaikan saran, kritik dan aspirasi-aspirasi para pejuang kemerdekaan Indonesia pada saat itu. Medan Prijaji merupakan surat kabar pertama yang terbit dan dikelola oleh orang Indonesia. Surat kabar ini menggunakan bahasa Indonesia yang membahas tentang politik yang terbit pada bulan January 1907. Surat kabar ini dipelopori oleh Raden Mas Tirtoehadisoerjo. Kehadiran surat kabar Medan Prijaji menjadi penggerak untuk terbitnya surat kabar-surat kabar yang lain. Surat kabar yang terbit tersebut tidak bertahan lama. Kebanyakan bangkrut karena kurang modal dan pengawasan yang ketat bahkan operasional surat kabar tersebut berada di tangan negara penjajah seperti Belanda dan Jepang.

· Era Pasca kemerdekaan (1945-1950)
Ketika Jepang kalah pada perang dunia II dan terusir dari Indonesia, pada saat itu Belanda bersama dengan Inggris ingin kembali mencoba mengendalikan percetakan dan penerbitan surat kabar di Indonesia. Namun surat kabar milik Belanda ditutup dan perusahaannya dinasionalisasikan menjadi milik Indonesia. Namun pada tahun 1946, surat kabar sudah menemukan jati dirinya dimana terbentuknya organisasi Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) pada Juny 1946, kemudian terbentuk lagi organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada Februari 1946. Hadirnya kedua organisasi memberikan tujuan, visi, dan misi yang jelas bagi keberlanjutan surat kabar.

· Era Orde Lama (1950-1965)
Pada era 1950-an, partai-partai politik dan organisasi-organisasi massa serta surat kabar mulai tumbuh dan mulai marak di kalangan masyarakat. Data pada tahun 1954, beredar 105 surat kabar harian dengan jumlah 697.000 eksemplar di seluruh Indonesia. Pada 1959, jumlah surat kabar menurun menjadi hanya 94, tetapi oplahnya meningkat menjadi 1.036.500 eksemplar. Surat kabar yang besar pada masa itu adalah  surat kabar Harian Rakjat (Partai Komunis Indonesia), Pedoman (Partai Sjarikat Islam), Suluh Indonesia (Partai Nasional Indonesia), dan Abadi (Masjumi).       Presiden Soekarno menerapkan pers terpimpin melalui demokrasinya. Surat kabar yang isinya tidak sejalan dengan tujuan demokrasi terpimpin dicabut izin terbitnya. Surat kabar  Indonesia Radja milik Moechtar Loebis dan Pedoman milik Rosihan Anwar adalah sebagian surat kabar yang dicabut pada saat pemerintahan orde lama, Soekarno.

· Era Orde Baru (1966-1998)
Pada masa orde baru ini salah satu surat kabar pro-PKI ditutup dan hanya surat kabar milik tentara, nasionalis, agama, dan kelompok independen yang diizinkan terbit. Di antaranya adalah surat kabar tentara: (1) Angkatan Bersenjata, Berita Yudha, Ampera, Api Pancasila, dan Pelopor Baru; (2) surat kabar nasionalis: Suluh Marhaen, El Bahar, dan Warta Harian; (3) surat kabar Islam: Duta Masyarakat, Angkatan Baru, Suara Islam, dan Mercusuar; (4) surat kabar Kristen: Kompas dan Sinar Harapan. Surat kabar yang dianggap berbahaya dan tidak sejalan dengan tujuan pemerintah akan dicabut atau ditutup, terlebih surat kabar yang menyinggung Cendana dan kroni-kroninya. Pembredelan terbesar terjadi pada saat peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari).

· Era Reformasi (1998-2000)
Pada era ini, surat kabar diijinkan tumbuh dan berkembang dan media-media lainnya seperti televisi dan radio. Presiden Gus Dur mengatakan bahwa “informasi adalah urusan masyarakat”. Kebijakan - kebijakan tersebut melahirkan media-media yang bersifat tangguh seperti KOMPAS (Jacoeb Oetama), Jawa Pos (Dahlan Iskan), Media Indonesia (Surya Paloh), Media Nusantara Citra (Hary Tanusoedibjo), dan Tempo (Goenawan Mohamad). Surat kabar sampai ke daerah-daerah di seluruh Indonesia.

· Era Digitalisasi (2000-sekarang)
Pada era tersebut disebut sebagai era digitalisasi karena semakin berkembang pesatnya internet. Salah satu pelopor berkembangnya adalah detik.com. Bahkan tidak lama kemudian, lahirlah surat kabar digital lainnya: beritanet.com, kompas.com, tempo.co.id, antara.com, dan lainnya. Bahkan, masyarakat biasa pun bisa membuat surat kabar digital sendiri melalui media blogger.com atau wordpress.com. Ketika media digital sudah berkembang maka ada isu yang mengatakan bahwa surat kabar digital akan mengalahkan surat kabar fisik. Ternyata isu tersebut benar, bahkan sudah terjadi di Amerika Serikat dimana perusahaaan media Settle Post menutup operasional surat kabar fisiknya dan lebih mengacu pada surat kabar digital.  Pimpinan media Jawa Pos Grup, Dahlan Iskan mengatakan bahwa secara bisnis, surat kabar digital sangat tidak menguntungkan dibandingkan surat kabar fisik. Beliau mencontohkan mencontohkan detik.com yang laba bersihnya sebulan hanya mencapai ratusan juta rupiah, sangat jauh dibandingkan surat kabar fisik yang mencapai miliaran rupiah.


Syarat – Syarat Surat Kabar

Menurut Onong Uchjana Effendy ada empat ciri atau syarat yang harus dipenuhi oleh surat kabar, antara lain :

1. Publisitas (publicity)
Publisitas artinya penyebaran kepada khalayak atau publik. Karena surat kabar ini diperuntukkan untuk masyarakat umum, maka isi atau informasi dalam surat kabar ini terdiri dari berbagai kepentingan yang berkaitan dengan umum.

2. Periodesitas (periodecity)
Periodesitas berarti keteraturan dalam penerbitannya. Keteraturan penerbitannya bisa satu kali sehari atau satu sampai dua kali dalam seminggu. Karena keteraturan penerbitan surat kabar maka penerbit buku tidak dapat dikatakan surat kabar meskipun isinya menyangkut kepentingan umum karena tidak disebarkan secara periodik dan berkala.

3. Universalitas (universality)
Universalitas berarti keragaman. Isinya datang dari informasi berbagai penjuru dunia. Jika penerbitan berkala isinya hanya mengharuskan diri pada suatu profesi, seperti majalah kedokteran, pendidikan, politik atau pertanian tidak termasuk surat kabar. Jika isinya hanya mengenai salah satu aspek kehidupan maka tidak dapat dikatakan sebagai surat kabar.

4. Aktualitas (actualy)
Aktualitas artinya kini dan keadaan sebenarnya. Kedua-duanya sangat erat kaitannya dengan berita yang disiarkan surat kabar. Yang dimaksudkan aktualitas sebagai ciri surat kabar adalah kecepatan laporan, tanpa menyampingkan pentingnya kebenaran berita.





Fungsi Surat Kabar
Menurut Onong Uchjana Effendy ada beberapa fungsi surat kabar secara umum terdiri dari :
1. Fungsi menyiarkan informasi
Masyarakat membeli atau berlangganan surat kabar karena membutuhkan informasi mengenai berbagai hal di dunia, mengenai gagasan atau pikiran orang lain, mengenai peristiwa yang terjadi, apa yang dilakukan orang lain dan apa yang dikatakan orang lain dan sebagainya.

2. Fungsi mendidik
Sebagai sarana pendidikan massa. Surat kabar juga memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga pembaca menjadi bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa dalam bentuk berita atau artikel dan tajuk rencana.

3. Fungsi menghibur
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat surat kabar untuk mengimbangi berita-berita berat dan artikel-artikel berbobot. Isi surat kabar yang menghibur itu bisa berbentuk cerita pendek, cerita bergambar, teka-teki silang dan karikatur. Tujuannya semata-mata untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah pembaca diberikan berita dan artikel-artikel yang berat.

4. Fungsi mempengaruhi
Fungsi mempengaruhi ini menyebabkan surat kabar memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi memperngaruhi secara implisit terdapat pada berita sedangkan eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel.

Bagian-Bagian Surat Kabar
Albert F. Heaning membagi surat kabar berdasarkan waktu terbitnya menjadi beberapa bagian :
a. Surat kabar harian : surat kabar yang mempunyai waktu terbit setiap hari sekali (surat kabar umum), mis : yang terbit pagi hari dan sore hari.
b. Surat kabar mingguan : surat kabar yang terbit satu minggu sekali.
c. Surat kabar dua mingguan atau bulanan : surat kabar yang terbit dua minggu sekali atau setiap bulan sekali.
d. Tabloit : surat kabar yang berukuran format lebih kecil dari ukuran yang biasa atau standar.

Kelebihan dan Kekurangan Surat Kabar
Kelebihan :
a. Biasanya relatif tidak mahal.
b. Fleksibel
c. Dapat dinikmati lebih lama.
d. Market coverage : surat kabar mampu menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai dengan cakupan wilayahnya.
e. Comparison shooping : surat kabar sering digunakan sebagai bahan acuan atau referensi konsumen dalam membeli barang atau jasa.
f. Positive consumer attitude : aktualitas informasi yang disampaikan digunakan juga sebagai acuan pembaca.
Kekurangan :
a. Mudah diabaikan.
b. Cepat basi.
c. Short life span : meski jangkauannya luas, pembaca surat kabar hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit hingga 30 menit untuk membacanya serta umumnya hanya sekali saja membacanya. Selain itu usia informasinya hanya 24 jam setelah itu sudah dianggap basi.
d. Clutter : jika isi dan tata letaknya kacau akan mempengaruhi pemaknaan dan pemahaman isi pesan iklan oleh pembacanya.
e. Limited coverage of certains group : beberapa kelompok tertentu tidak bisa dijangkau oleh surat kabar, misal ; kelompok masyarakat menengah ke bawah atau masyarakat usia di bawah 15 tahun.
f. Products that don’t fit : beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan menggunakan surat kabar karena memerlukan demonstrasi atau memerlukan pertimbangan tertentu. Contoh iklan peralatan olah raga.
g. Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.


Daftar Pustaka
http://sejarah.kompasiana.com/2011/01/04/surat-kabar-di-indonesia/
http://www.studentmagz.com/2011/07/sejarah-koran-dan-surat-kabar.html
http://smanbaturraden.sch.id/index.php?option=com_content&view=article&id=143:sejarahkoran
http://edizmykirakawan.wordpress.com/2011/11/20/surat-kabar/
http://faizal.student.umm.ac.id/2010/05/04/kelebihan-dan-kekurangan-media-iklan/


ARTIKEL TERKAIT:

1 comment:

  1. Rebat FBS TERBESAR – Dapatkan pengembalian rebat atau komisi
    hingga 70% dari setiap transaksi yang anda lakukan baik loss maupun
    profit,bergabung sekarang juga dengan kami
    trading forex fbsasian.com
    -----------------
    Kelebihan Broker Forex FBS
    1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
    2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
    3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
    4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
    5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANL LOKAL
    Indonesia dan banyak lagi yang lainya
    Buka akun anda di fbsasian.com
    -----------------
    Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
    Tlp : 085364558922
    BBM : fbs2009

    ReplyDelete