Editor : Kamiko
Dalam berbagai kesempatan kita seringkali mendengar orang bilang, "Seandainya aku bisa membunuh semua rasa marahku, rasa dendamku, rasa iriku, pastilah hidup saya akan lebih baik". Akibatnya, banyak orang berpikir bahwa memang ada emosi yang betul-betul perlu dienyahkan ataupun dilenyapkan dari muka bumi ini. Padahal Tuhan memberikan segala emosi pastilah dengan tujuan. Dan ingatlah, "All emotion is information". Semua emosi kita adalah bentuk informasi berharga kalau kita menyadarinya. Sayangnya kita lebih melihatnya sebagai hal yang buruk daripada belajar dari emosi ini. Kita perlu mencoba belajar bahwa yang kita sebut emosi negative itu, ternyata tidalah senegatif yang kita pikirkan!
Kisah Inspirasi…
Ada seorang petani buah yang merasa terganggu sekali dengan rumput-rumput maupun lumut yang tumbuh di sekitar pohon buahnya. Menurutnya itu merusak pemandangan dan ia tidak suka dengan rumput liar dan tanaman kecil yang tumbuh di bawah tanaman buahnya. Maka, suatu hari ia bertekad membasmi semua tanaman kecil itu. Ia betul-betul bersihkan. Dan setelah bersih, untuk sesaat ia merasa amat senang. Tapi, beberapa bulan kemudian dia melihat kalau tanaman buahnya tidak lagi berbuah lebat seperti yang sebelumnya. Dikasih pupuk apapun, tidak berpengaruh. Maka, ia pun bertanya kesana-kemari, hingga akhirnya ia diajari oleh seorang ahli pertanian. Kuncinya ternyata terletak di tanaman-taman kecil yang telah ia bunuh. Tanpa sadar, tubuh tamanan kecil itu ternyata seringkali membusuk dan bisa menjadi sumber sari makanan bagi pohon besar disamping ternyata mengikat gas udara tertentu. Itulah yang bisa membuat tanaman buahnya lebat. Sejak itulah ia berdamai dan hanya menjaga agar tidak terlalu lebat tanaman kecilnya. Sesekali ia hanya memotong, rumput2 yang tumbuh terlalu lebat dan ternyata beberapa bulan setelahnya, tanaman buahnya berbuah subur kembali!
Moral of the story: Tanaman buah adalah kehidupan yang kita inginkan; rumput liar dan lumut adalah emosi negative kita, merawat agar jangan tumbuh terlalu lebat, itulah yang harus kita lakukan dengan emosi negative kita!
Yang Disebut Emosi Negative Itu Apa Saja?
• Test Dulu! Punya perasaan negative yang normal nggak?
o Kalau tiba-tiba aja kamu kehilangan orang yang kamu sayangi kamu merasa…….
o Kalau kamu berpikir ada orang yang merebut atau melanggar sesuatu yang sebenarnya adalah hakmu, kamu merasa………
o Kalau kamu merasa melakukan sesuatu yang benar, tapi belakangan ternyata kamu baru sadar kamu ternyata salah, kamu akan merasa…….
o Kalau kamu seharusnya semua orang melakukan ataupun bertindak satu hal, tetapi karena sesuatu dan lain hal kamu tidak tahu, tapi tiba-tiba kamu muncul dengan kondisi beda, kamu akan merasa…..
o Kalau kamu melihat kotoran, atau pemandangan yang tidak sedap, maka di dekat hal itu, kamu akan merasa…..
• Test ini sebenarnya sederhana, tapi mempunyai arti yang pernting, karena para psikopat yang pernah ditest hal-2 diatas, “Mereka tidak bisa merasakan emosi-emosi dasar ini!” Tapi bukan berarti kalau nggak merasakan ini, lantas udah pasti psikopat lho!
• Bersyukurlah karena kita masih memiliki emosi. Emosi-emosi sebenarnya sehat, membuat kita membatasi dan bertindak sesuai norma. Yang menjadi permasalahannya adalah ketika Emosi itu di luapkan dengan Ekspresi yang salah.
Mari perbaiki persepsi yang salah…
o Tidak ada emosi yang NEGATIF dan POSITIF, yang ada adalah EMOSI YANG MENYENANGKAN dan TIDAK MENYENANGKAN
o Emosi is INFORMATION : emosi bercerita dan berkisah tentang siapa, dan mengapa kita muncul perasaan itu!
Misal: Saya sedih sekali melihat pengemis, karena masa kecil saya yang sangat pahit dan susah!
Perasaan emosi "melankolis" diatas tidak salah, namun reaksi atas emosi masa lalu yang dirasa penuh kepahitan inilah yang musti dikikis atau disembuhkan agar tidak menjadi bayang2 sepanjang badan yang menghambat kita untuk melangkah maju dengan optimisme meraih kesuksesan.
Resiko apakah Kalau Kita Salah Persepsi Terhadap Emosi Negative Kita?
• Salah persepsi, salah treatment.
Misal: putra kita nangis kita bilang, “Jadi cowok jangan cengeng!”
ini akan mengakibatkan anak trauma & pendendam, karena selanjutnya akansering memendam perasaannya dan cenderung introvert, sampai akhirnya meledak emosinya. Komunikasi adalah kunci, cobalah untuk menggali kegelisahan hatinya dan memberikan pemahaman secara psikis untuk menjaga pertumbuhan karakternya.
• Salah treatment, salah belajar!
Akhirnya, anggapan soal emosi negative itu bikin kita sibuk, bukannya mencoba menggali ada apa dibalik emosi itu?
Misal: Anak kecil es krimnya jatuh dan dia nangis, papanya bilang, “Udah gitu aja nangis!”, mamanya datang dan memeluknya dan bilang, “Eih kenapa nangis…oh es krimnya jatuh. Nah, lain kali apa yang mesti dilakukan supaya nggak nangis kehilangan es krim”. (Si ibu itu ngajarin, embrace the emotion and learn from that emotion), lain kali anak itu akan belajar bahwa emosi nangis itu membuatnya untuk menjaga baik-baik barang kesayangannya!
Mari kita selalu menjaga & memperbaharui pola pikir kita yang lebih baik.. amin
Renungan dilanjut ke "Study Case" :
Kebanyakan anak berusia dibawah 2 tahun, kalau mengekspresikan marah itu selalu memukul dan melempar barang. Bagaimanakah cara mengatasinya?
Di Psikologi usia 1-4 tahun adalah usia emas, anak diumur itu belum mengenal yang namanya aturan/batasan. Untuk itu sebagai orang tua kita bisa membuat aturan/batasan. Caranya, ketika anak itu marah dan memukul, pegang tangannya dan tatap matanya, lalu bilang bahwa ini tidak boleh dilakukan. Jadi, lama kelamaan anak itu akan terlatih perilakunya untuk tahu batasan-batasan.
Nah, Apa Dong Sisi POSITIF dari Emosi yang Selama ini Kita Anggap NEGATIF ?
(1) MARAH:
o Ada 2 Alasan Utama penyebab MARAH:
Kesenjangan antara harapan dan kenyataan tidak sesuai!
(Jangan2 ekspektasi kita ketinggian atau kita menerapkan standar kita ketinggian dibawah sadar, turunkan yuuk..)
Hak kita terlanggar!
(Rasa Kepemilikan kita terlalu tinggi & takut kehilangan atau egoisme kita berlebihan, Ingat semua dilangit & dibumi seisinya adalah Kepunyaan Tuhan, jangan terlalu berlebihan)
Manfaat MARAH:
Membuat kita bisa menegaskan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh!
Mempertahankan apa yang kita anggap milik kita! (primitive banget! hahahaha... lebih tepatnya berhati2, menjaga, & merawat)
o Tapi kenapa ada yang marah lantas membunuh misalnya ayah kadung yang baru-baru ini membunuh anaknya yang malas saking marahnya?
Marah tidaklah salah, ekspresinya yang salah!
Boleh Marah tapi wajib Senyum dan tetap produktif, jika terlalu susah ambil waktu rehat sementara untuk penyegaran diri.
(2) SEDIH:
o Alasan Utama SEDIH:
Rasa kehilangan atas sesuatu yang kemungkinan ataupun yang memang kita alami saat ini!
Contoh kisah th 1995 Jane dan Flicka Rodman terbunuh oleh truk yang ugal-ugalan, dan menabrak mereka sampai mati waktu mereka sedang mendaki trail dari Kanada ke Meksiko (Paicifc Creast Trail).
Ibunya Flicka, Barbara Perry bersedih dan bikin 2 proyek: Jane and Flicka Fund for Pacific Trail Crest, dan mengorganisir pertemuan 2 mingguan diantara sesama pendaki sambil membaca jurnalnya Flicka yang ditulis semasa masih hidup!
Manfaat SEDIH:
Lebih sayang, lebih menghargai apa yang kita miliki
(3) JIJIK:
o Alasan Utama JIJIK:
Ada sesuatu yang tidak menyenangkan, yang rasanya tidak bisa diterima oleh panca indera kita khususnya mata, ataupun mulut!
Manfaat JIJIK:
Lebih beretika, lebih bersih!
(4) MALU:
o Alasan Utama MALU:
Merasa telah melakukan sesuatu hal yang tidak baik, tidak menyenangkan ataupun nggak semestinya dilakukan!
Manfaat MALU:
Lebih beretika, menjaga harga diri, menjaga image tentang diri kita!
Makanya di Jepang, budaya malu termasuk tinggi dan hal ini ikut menjaga integritas orang-orangnya!
(5) IRI:
o Alasan Utama IRI:
Merasa kalah ataupun merasa lebih kurang dibandingkan dengan orang lain, yang kita lebih hebat ataupn lebih beruntung dan tidak tidak memilikinya!
o Manfaat IRI:
Melihat sisi kurang pada diri kita dan lebih aware soal kelemahan kita!
Bisa jadi motivasi untuk meraih sesuatu yang lebih baik
(6) TAKUT:
o Alasan Utama TAKUT:
Merasa was-was kalau sesuatu yang buruk akan menimpa dan terjadi pada diri kita
Manfaat TAKUT:
Membuat kita lebih waspada dan tidak melakukan hal-hal yang konyol
Membuat kita berjaga-jaga, mebuat planning dan persiapan missal: anak takut gagal ujian, maka dia belajar! Orang takut masa depannya suram, maka dia mempersiapkan tabungan ataupun asuransi!
So, Apa Kesimpulan Kita Soal Emosi Nagative?
• Ubah persepsi: no such negative emotion! It’s all information.
• Jangan lawan emosi itu, tapi justru bertanyalah “why” kita merasakan itu?
• Embrace and learn, bisa jadi emosi itu sedang memberitahukan kamu tentang sesuatu! Kadang, emosi bisa jadi intuisi!
• Ubahlah emosi itu jadi energy misalkan; rasa sedih ataupun rasa marah, untuk sesuatu yang positif! Contoh kisah Barbara Perry di atas!
#CJR
ARTIKEL TERKAIT:
0 comments:
Post a Comment